Seorang ABG berumur 14 tahun sebut saja Harum harus menanggung aib dan malu. Warga Kecamatan Bukitintan Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung ini disekap selama dua bulan dan dijadikan budak seks seorang duda berinisial Sd (37), warga Kelurahan Tuatunu Kecamatan Gerunggang, Pangkalpinang.
Hari-hari suram Harum berawal Rabu, 13 Juli 2011 sekitar pukul 21.00 WIB. Malam itu Harum berjanji bertemu temannya Mawar (nama samaran) tak jauh dari Masjid Raya Tuatunu. Sekian lama Harum menunggu, tetapi Mawar belum datang juga.
Harum yang gelisah mencoba menghubungi Mawar, tetapi nomor handphone Mawar tidak bisa dihubungi. Tiba-tiba seorang laki-laki yang datang menghampirinya. Pria yang belakangan diketahui adalah Sd itu menanyakan Harum hendak kemana. Karena takut pria itu orang jahat, Harum awalnya sempat bungkam.
"Pelaku kemudian menawarkan akan mengantarnya pulang, tetapi harus ikut dia dulu ke sebuah pondok di Tuatunu itu juga," ungkap Kasat Reskrim Polres Pangkalpinang, AKP Andi Rahmadi seizin Kapolres Pangkalpinang AKBP Margiyanta kepada Bangka Pos Group, Kamis (15/9/2011).
Mendengar tawaran Sd, kecurigaan Harum sirna. Ia pun menerima tawaran Sd untuk mengantarnya pulang. Mengendarai sepeda motor, Sd membawa Harum. Di perjalanan, Sd membelokkan kendaraannya ke sebuah pondok kebun di seputaran Tuatunu. Tapi Harum kembali curiga ketika Sd mengarahkan motor ke sebuah pondok kebun yang gelap gulita.
"Saat tiba di pondok itu, korban diminta turun dan masuk ke dalam pondok. Di dalam pondok itu, pelaku meminta agar korban membuka celana dan bajunya. Korban menolak. Pelaku kemudian mengancam akan membunuhnya. Korban takut dan terpaksa menuruti keinginan pelaku," jelas Andi.
Usai melampiaskan hasratnya, Sd ternyata tidak mengantar Harum pulang ke rumah orangtua Harum, tetapi membawa ABG tersebut ke rumahnya di Tuatunu. Sd mengancam Harum agar tidak menceritakan peristiwa di dalam pondok. Harum yang takut pun menuruti kemauan Sd.
Hari-hari suram Harum berawal Rabu, 13 Juli 2011 sekitar pukul 21.00 WIB. Malam itu Harum berjanji bertemu temannya Mawar (nama samaran) tak jauh dari Masjid Raya Tuatunu. Sekian lama Harum menunggu, tetapi Mawar belum datang juga.
Harum yang gelisah mencoba menghubungi Mawar, tetapi nomor handphone Mawar tidak bisa dihubungi. Tiba-tiba seorang laki-laki yang datang menghampirinya. Pria yang belakangan diketahui adalah Sd itu menanyakan Harum hendak kemana. Karena takut pria itu orang jahat, Harum awalnya sempat bungkam.
"Pelaku kemudian menawarkan akan mengantarnya pulang, tetapi harus ikut dia dulu ke sebuah pondok di Tuatunu itu juga," ungkap Kasat Reskrim Polres Pangkalpinang, AKP Andi Rahmadi seizin Kapolres Pangkalpinang AKBP Margiyanta kepada Bangka Pos Group, Kamis (15/9/2011).
Mendengar tawaran Sd, kecurigaan Harum sirna. Ia pun menerima tawaran Sd untuk mengantarnya pulang. Mengendarai sepeda motor, Sd membawa Harum. Di perjalanan, Sd membelokkan kendaraannya ke sebuah pondok kebun di seputaran Tuatunu. Tapi Harum kembali curiga ketika Sd mengarahkan motor ke sebuah pondok kebun yang gelap gulita.
"Saat tiba di pondok itu, korban diminta turun dan masuk ke dalam pondok. Di dalam pondok itu, pelaku meminta agar korban membuka celana dan bajunya. Korban menolak. Pelaku kemudian mengancam akan membunuhnya. Korban takut dan terpaksa menuruti keinginan pelaku," jelas Andi.
Usai melampiaskan hasratnya, Sd ternyata tidak mengantar Harum pulang ke rumah orangtua Harum, tetapi membawa ABG tersebut ke rumahnya di Tuatunu. Sd mengancam Harum agar tidak menceritakan peristiwa di dalam pondok. Harum yang takut pun menuruti kemauan Sd.