Seorang gadis cilik, Enna Stephens, tak pernah kehilangan satu hari pun untuk mengisi rumahnya dengan tawa. Itu semua terjadi setelah bocah tujuh tahun menjalani pembedahan pengangkatan tumor di kepalanya.
Sebelum masuk ruang bedah, dokter memperingatkan kedua orangtuanya bahwa operasi akan mengubah kepribadian Enna sementara. Dia akan menjadi cenderung depresi atau lebih cepat marah. Namun, dalam kasus Enna, efek samping operasi adalah tawa tak berujung.
Sang bunda, Vana, 40, mengatakan, "Enna bisa tertawa selama 15 menit pada suatu waktu, atau seharian penuh. Saat pertama kali operasi, ia malah tertawa cekikikan," ucapnya seperti dikutip dari The Sun.
"Suatu kali, neneknya menggenggam pisang dan menaruhnya seperti sedang menelepon agar Emma tertawa saat kepalanya masih dibalut jahitan. Dia malah tertawa sepanjang waktu.
"Begitu dia mulai tertawa, kami juga ikut tertawa karena tertawa sesuatu yang menular. Dan, itu adalah cara yang bagus untuk melepaskan emosi," ujarnya mengenang saat-saat Emma terbangun paska operasi.
Vana, seorang perwira polisi, menambahkan, "Ketika dia masih terus tertawa cekikikan dan tak dapat berhenti, kami membawanya ke rumah sakit. Di sana, dia malah histeris."
Bocah asal New Marske, Cleveland, kini dinyatakan kian pulih dari operasi, yang merusak bagian otak pengontrol ekspresi emosinya untuk sementara.
Sang ayah, Dougie, 44, memiliki pendapat sendiri soal anaknya, "Enna sangat positif. Dia adalah seorang anak kecil yang berani."
Sebelum masuk ruang bedah, dokter memperingatkan kedua orangtuanya bahwa operasi akan mengubah kepribadian Enna sementara. Dia akan menjadi cenderung depresi atau lebih cepat marah. Namun, dalam kasus Enna, efek samping operasi adalah tawa tak berujung.
Sang bunda, Vana, 40, mengatakan, "Enna bisa tertawa selama 15 menit pada suatu waktu, atau seharian penuh. Saat pertama kali operasi, ia malah tertawa cekikikan," ucapnya seperti dikutip dari The Sun.
"Suatu kali, neneknya menggenggam pisang dan menaruhnya seperti sedang menelepon agar Emma tertawa saat kepalanya masih dibalut jahitan. Dia malah tertawa sepanjang waktu.
"Begitu dia mulai tertawa, kami juga ikut tertawa karena tertawa sesuatu yang menular. Dan, itu adalah cara yang bagus untuk melepaskan emosi," ujarnya mengenang saat-saat Emma terbangun paska operasi.
Vana, seorang perwira polisi, menambahkan, "Ketika dia masih terus tertawa cekikikan dan tak dapat berhenti, kami membawanya ke rumah sakit. Di sana, dia malah histeris."
Bocah asal New Marske, Cleveland, kini dinyatakan kian pulih dari operasi, yang merusak bagian otak pengontrol ekspresi emosinya untuk sementara.
Sang ayah, Dougie, 44, memiliki pendapat sendiri soal anaknya, "Enna sangat positif. Dia adalah seorang anak kecil yang berani."