Bagi pecinta hiburan malam, Bandung adalah surga. Diskotek bertaraf internasional tersedia di sini. Rata-rata pecinta hiburan malam, waktu Jumat sore hingga malam adalah waktunya untuk ber-dugem. Dunia gemerlap, adalah istilah populer untuk menunjukkan gaya hidup remaja di kota besar pada akhir pekan. Jumat malam, selepas kuliah, digunakan sebagiankebanyakan remaja untuk melepas ketegangan dan kepenatan setelah 5 hari kuliah dengan mendatangi tempat-tempat hiburan.
Kafe, bar, mal, diksotik, tempat biliar, dan tempat hiburan malam lainnya padat dengan remaja-remaja yang berdugem dihari itu. Sekadar kumpul dengan teman, mencari kenalan, menikmati musik, melepas penat, hingga minum minuman beralkohol. Itulah dunia remaja perkotaan zaman sekarang. Dan tanpa disadari kebiasaan mencari hiburan malam dapat menyeret ke perbuatan maksiat. Di tempat-tempat hiburan tersebut seseorang dapat terseret pada pergaulan bebas, hingga konsumsi narkoba yang seakan telah identik dengan dunia malam.
Di Bandung, sejak mudahnya akses jalan dari Jakarta, fenomena dugem makin menjadi. Warga Jakarta yang juga banyak terdiri dari remaja-remaja usia kuliah yang gemar ber-dugem mengalihkan kebiasaannya di Bandung. Jumat malam dan Sabtu malam Bandung sangat ramai dengan pendatang dari Jakarta.
Remaja masa kini tertarik pada segala hal yang bersangkutan dengan musik, kerlap kerlip lampu beraneka warna, dan berbagai gerak tarian. Mereka menyenangi ruang remang-remang dengan musik yang hingar-bingar dan pergi ke tempat-tempat hiburan malam untuk bersenang-senang. Remaja menemukan rasa aman pada musik, dan bagi para pecinta musik, tempat hiburan malam merupakan panggung utama.
Kehidupan malam yang bebas pada akhirnya tidak terlepas dari masalah selanjutnya, yaitu sex bebas. Sudah ada penelitian bahwa 63% remaja usia SMP SMA di 33 propinsi di Indonesia telah berzina.
Sebuah hasil survey yang dikutip dari website www.nahimungkar.com yang melibatkan rata-rata 100 responden remaja usia 15-24 tahun yang ada di setiap kecamatan di Kota Bandung, selama Juni 2008 lalu. Hasilnya, sekitar 56% remaja Kota Bandung sudah pernah berhubungan 5eks bebas (berzina) di luar nikah, dengan pacar dan pelacur. Ini sangat memprihatinkan.
Telah rusaknya moral remaja masa kini yang telah berkiblat pada gaya hidup kebudayaan barat,bahkan anak-anak usia SMP pun yang seharusnya masih dalam pengawasan orang tua, sudah melakukan perbuatan yang dilarang agama dan hukum seperti berzina. Terlebih lagi, sebagian dari mereka sudah menjadi pelacur beramai-ramai. Itu mereka lakukan diantaranya demi mengejar hidup enak yang penuh kesenangan (hedonisme). Dan juga karena tontonan porno-porno ada di mana-mana, seperti di televisi,majalah, telepon seluler dan lainnya. Dan yang paling berpengaruh adalah pergaulan. Kehidupan remaja yang sudah terbiasa dengan dunia-dunia malam yang gemerlap. Alasan lainnya adalah kesadaran, bukan paksaan, antara lain karena himpitan kemiskinan.
Dengan semua permasalahan ini, jelaslah bahwa masalah sosial yang kita hadapi di kota Bandung ini telah terlalu banyak terjadi. Elemen-elemen masyarakat yang juga sudah mulai terbiasa dengan keadaan ini seakan tidak peduli lagi dengan masalah kehidupan malam remaja sekarang.
Alternatif penyelesaian
Dalam mengatasi masalah ini, orang tua dan guru memiliki peran penting sebagai pengawas dan panutan bagi anak-anak mereka dalam membina pergaulan yang sesuai dengan norma.
Dari segi pemerintah kota Bandung sendiri, harus memberlakukan peraturan penunjukan kartu identitas di setiap tempat hiburan di kota Bandung. Seperti hotel, bioskop,mal,cafe, FO, dsb. Pengunjung beerusia dibawah 18 tahun dilarang mengunjungi tempat-tempat tsb. Semoga kita dapat mengambil hikmah dari semua ini.