Para diplomat AS dalam kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks menggambarkan dunia seks, narkoba, dan rock 'n roll di balik kasalehan formal Kerajaan Arab Saudi.
Para pejabat Konsulat AS di Jeddah menggambarkan sebuah pesta Halloween bawah tanah yang digelar tahun lalu oleh seorang anggota keluarga kerajaan, yang menabrak semua tabu di negara Islam itu. Minuman keras dan para pelacur hadir dalam jumlah berlimpah di balik pintu gerbang vila yang dijaga ketat. Demikian menurut bocoran itu.
Pesta tersebut digelar oleh seorang pangeran kaya dari keluarga besar Al-Thunayan. Para diplomat itu mengatakan, identitasnya harus dirahasiakan.
"Alkohol, meskipun sangat dilarang oleh hukum dan pabean Saudi, sangat berlimpah di bar pesta itu dengan koleksi yang lengkap. Bartender Filipina yang disewa menyajikan koktail sadiqi, sebuah minuman keras buatan lokal," kata kawat itu sebagaimana dilansir The Guardian. "Juga diketahui dari mulut ke mulut bahwa sejumlah tamu (pada pesta itu) ternyata "gadis panggilan", sesuatu yang tidak biasa untuk pesta semacam itu.
Kiriman informasi dari para diplomat AS itu ditandatangani oleh konsul AS di Jeddah, Martin Quinn, yang menambahkan, "Meski tidak menyaksikan langsung peristiwa tersebut, kokain dan hashishsh (ganja) digunakan secara umum dalam lingkungan sosial semacam itu."
Pesta bawah tanah sedang "berkembang dan berdenyut" di Arab Saudi berkat perlindungan dari Kerajaan Arab Saudi. Namun, pesta semacam itu hanya tersedia di balik pintu tertutup dan untuk orang yang sangat kaya. Terdapat sedikitnya 10.000 pangeran di kerajaan itu. Beberapa masih merupakan keturunan langsung Raja Abdul Aziz, sementara yang lain berasal dari cabang keluarga yang tidak langsung.
Para diplomat yang hadir dalam pesta itu melaporkan, lebih dari 150 pria dan perempuan Saudi, sebagian besar berusia 20-an dan 30-an tahun, hadir dalam pesta tersebut. Orang-orang yang masuk dikontrol melalui daftar tamu yang ketat. "Adegannya mirip sebuah klub malam di mana pun di luar kerajaan itu: banyak alkohol, pasangan muda yang menari-nari, seorang DJ dengan meja turntable, dan semua orang berdandan."
Menurut bocoran itu, rak di bar tempat pesta itu menampilkan jenis-jenis minuman keras terkenal.
Para diplomat tadi juga coba menjelaskan mengapa sang tuan rumah begitu lengket dengan pengawal Nigeria, yang beberapa di antaranya berjaga-jaga di pintu. "Sebagian besar pasukan keamanan sang pangeran adalah laki-laki muda Nigeria. Merupakan praktik yang umum di kalangan para pangeran Saudi untuk tumbuh bersama para pengawal berusia muda (seusia dengan para pangeran itu) yang disewa dari Nigeria atau negara-negara Afrika lainnya, dan akan tetap bersama dengan pangeran tersebut hingga dewasa. Waktu bersama yang lama menciptakan ikatan kesetiaan yang intens."
Seorang pemuda Saudi mengatakan kepada diplomat itu bahwa pesta besar merupakan tren baru. Hingga beberapa tahun lalu, katanya, kegiatan akhir pekan hanya berupa "kencan" dalam kelompok-kelompok kecil yang bertemu di dalam rumah orang kaya. Menurut bocoran itu juga, beberapa rumah mewah di Jeddah memiliki bar di bawah tanah, diskotik, dan klub. Kompas dot com
Para pejabat Konsulat AS di Jeddah menggambarkan sebuah pesta Halloween bawah tanah yang digelar tahun lalu oleh seorang anggota keluarga kerajaan, yang menabrak semua tabu di negara Islam itu. Minuman keras dan para pelacur hadir dalam jumlah berlimpah di balik pintu gerbang vila yang dijaga ketat. Demikian menurut bocoran itu.
Pesta tersebut digelar oleh seorang pangeran kaya dari keluarga besar Al-Thunayan. Para diplomat itu mengatakan, identitasnya harus dirahasiakan.
"Alkohol, meskipun sangat dilarang oleh hukum dan pabean Saudi, sangat berlimpah di bar pesta itu dengan koleksi yang lengkap. Bartender Filipina yang disewa menyajikan koktail sadiqi, sebuah minuman keras buatan lokal," kata kawat itu sebagaimana dilansir The Guardian. "Juga diketahui dari mulut ke mulut bahwa sejumlah tamu (pada pesta itu) ternyata "gadis panggilan", sesuatu yang tidak biasa untuk pesta semacam itu.
Kiriman informasi dari para diplomat AS itu ditandatangani oleh konsul AS di Jeddah, Martin Quinn, yang menambahkan, "Meski tidak menyaksikan langsung peristiwa tersebut, kokain dan hashishsh (ganja) digunakan secara umum dalam lingkungan sosial semacam itu."
Pesta bawah tanah sedang "berkembang dan berdenyut" di Arab Saudi berkat perlindungan dari Kerajaan Arab Saudi. Namun, pesta semacam itu hanya tersedia di balik pintu tertutup dan untuk orang yang sangat kaya. Terdapat sedikitnya 10.000 pangeran di kerajaan itu. Beberapa masih merupakan keturunan langsung Raja Abdul Aziz, sementara yang lain berasal dari cabang keluarga yang tidak langsung.
Para diplomat yang hadir dalam pesta itu melaporkan, lebih dari 150 pria dan perempuan Saudi, sebagian besar berusia 20-an dan 30-an tahun, hadir dalam pesta tersebut. Orang-orang yang masuk dikontrol melalui daftar tamu yang ketat. "Adegannya mirip sebuah klub malam di mana pun di luar kerajaan itu: banyak alkohol, pasangan muda yang menari-nari, seorang DJ dengan meja turntable, dan semua orang berdandan."
Menurut bocoran itu, rak di bar tempat pesta itu menampilkan jenis-jenis minuman keras terkenal.
Para diplomat tadi juga coba menjelaskan mengapa sang tuan rumah begitu lengket dengan pengawal Nigeria, yang beberapa di antaranya berjaga-jaga di pintu. "Sebagian besar pasukan keamanan sang pangeran adalah laki-laki muda Nigeria. Merupakan praktik yang umum di kalangan para pangeran Saudi untuk tumbuh bersama para pengawal berusia muda (seusia dengan para pangeran itu) yang disewa dari Nigeria atau negara-negara Afrika lainnya, dan akan tetap bersama dengan pangeran tersebut hingga dewasa. Waktu bersama yang lama menciptakan ikatan kesetiaan yang intens."
Seorang pemuda Saudi mengatakan kepada diplomat itu bahwa pesta besar merupakan tren baru. Hingga beberapa tahun lalu, katanya, kegiatan akhir pekan hanya berupa "kencan" dalam kelompok-kelompok kecil yang bertemu di dalam rumah orang kaya. Menurut bocoran itu juga, beberapa rumah mewah di Jeddah memiliki bar di bawah tanah, diskotik, dan klub. Kompas dot com