Boston, Kanker paru termasuk salah satu jenis kanker yang banyak membunuh para perokok, namun risiko kematiannya bisa dicegah lewat deteksi dini. Salah satu cara untuk melakukan deteksi dini adalah dengan mengorek lubang hidung alias ngupil.
Meski tampaknya sangat sederhana, mengorek lubang hidung untuk mendeteksi kanker paru tidak bisa dilakukan sendiri. Ngupil tetap harus dilakukan oleh tenaga ahli, dalam hal ini dokter dengan bantuan peralatan khusus yang tidak mungkin dimiliki setiap perokok.
Namun setidaknya, deteksi kanker paru dengan cara ngupil jauh lebih mudah dan lebih praktis dibandingkan cara konvensional. Selama ini, dokter harus melakukan biopsi atau pengambilan sampel jaringan baik melalui injeksi maupun pembedahan untuk mendeteksi kanker paru.
"Tes yang ada saat ini sangat invasif, misalnya biopsi terbuka pada jaringan paru-paru. Dengan mengorek lubang hidung, akurasinya sama tapi lebih praktis," ungkap Dr Christina Anderlind dari Boston University seperti dikutip dari Mirror, Senin (11/7/2011).
Dr Anderlind menambahkan, sampel jaringan yang diambil dari permukaan lubang hidung cukup akurat sebagai langkah deteksi dini kanker paru khususnya pada perokok. Deteksi dini yang akurat memberikan peluang kesembuhan hingga 60 persen, sementara jika terlambat peluangnya tinggal 2 persen.
Metode baru dengan cara mengorek sampel jaringan di lubang hidung diciptakan Dr Anderlind setelah meneliti 33 perokok yang didiagnosis menderita kanker paru. Saat diamati sampel jaringan dari lubang hidungnya, para perokok ini memiliki 170 gen yang berubah dari sel-sel pada orang sehat.
Menurut Dr Anderlind, perbedaan struktur genetik di lubang hidung lebih mudah diamati daripada harus mengambil sampel langsung di jaringan paru-paru. Pasien juga diuntungkan karena paru-parunya tidak harus disuntik atau dibedah sehingga tidak akan terasa sakit.
Meski tampaknya sangat sederhana, mengorek lubang hidung untuk mendeteksi kanker paru tidak bisa dilakukan sendiri. Ngupil tetap harus dilakukan oleh tenaga ahli, dalam hal ini dokter dengan bantuan peralatan khusus yang tidak mungkin dimiliki setiap perokok.
Namun setidaknya, deteksi kanker paru dengan cara ngupil jauh lebih mudah dan lebih praktis dibandingkan cara konvensional. Selama ini, dokter harus melakukan biopsi atau pengambilan sampel jaringan baik melalui injeksi maupun pembedahan untuk mendeteksi kanker paru.
"Tes yang ada saat ini sangat invasif, misalnya biopsi terbuka pada jaringan paru-paru. Dengan mengorek lubang hidung, akurasinya sama tapi lebih praktis," ungkap Dr Christina Anderlind dari Boston University seperti dikutip dari Mirror, Senin (11/7/2011).
Dr Anderlind menambahkan, sampel jaringan yang diambil dari permukaan lubang hidung cukup akurat sebagai langkah deteksi dini kanker paru khususnya pada perokok. Deteksi dini yang akurat memberikan peluang kesembuhan hingga 60 persen, sementara jika terlambat peluangnya tinggal 2 persen.
Metode baru dengan cara mengorek sampel jaringan di lubang hidung diciptakan Dr Anderlind setelah meneliti 33 perokok yang didiagnosis menderita kanker paru. Saat diamati sampel jaringan dari lubang hidungnya, para perokok ini memiliki 170 gen yang berubah dari sel-sel pada orang sehat.
Menurut Dr Anderlind, perbedaan struktur genetik di lubang hidung lebih mudah diamati daripada harus mengambil sampel langsung di jaringan paru-paru. Pasien juga diuntungkan karena paru-parunya tidak harus disuntik atau dibedah sehingga tidak akan terasa sakit.