Seorang perawat Inggris diskors karena melakukan hubungan dengan pasien sekarat, yang sedang menantikan transplantasi hati dan paru-paru.
Rebecca Bayliss, jatuh hati dengan seorang pasien di bangsal tempatnya bekerja, yang sedang menerima perawatan untuk cystic fibrosis. Setelah si pasien berada dalam daftar tunggu transplantasi organ, keduanya mulai berhubungan seksual.
Padahal, seperti dilansir Mail Online, Kamis perawat berusia 29 tahun itu telah memiliki seorang kekasih. Bayliss sering bergurau dengan sesama koleganya, bahwa ia harus menurunkan kadar oksigen si pasien dan sedikit membuatnya tidak sadar, ketika berhubungan intim.
Pasien yang hanya diketahui sebagai Pasien A itu kemudian menuturkan kepada penyelidik, bahwa affair mereka sama sekali tak membantu penyembuhannya. Petinggi Birmingham Heartlands Hospital syok mendengar kabar ini dari Pasien A, yang harus berkonsultasi ke psikolog klinis.
Dalam sidang dengar pendapat beberapa hari lalu, Bayliss diputuskan bersalah dan diskors selama 12 bulan ke depan. Panel rumah sakit juga mengakui keberadaan Pasien A pada Februari 2011 untuk menerima transplantasi organ.
Rebecca Bayliss, jatuh hati dengan seorang pasien di bangsal tempatnya bekerja, yang sedang menerima perawatan untuk cystic fibrosis. Setelah si pasien berada dalam daftar tunggu transplantasi organ, keduanya mulai berhubungan seksual.
Padahal, seperti dilansir Mail Online, Kamis perawat berusia 29 tahun itu telah memiliki seorang kekasih. Bayliss sering bergurau dengan sesama koleganya, bahwa ia harus menurunkan kadar oksigen si pasien dan sedikit membuatnya tidak sadar, ketika berhubungan intim.
Pasien yang hanya diketahui sebagai Pasien A itu kemudian menuturkan kepada penyelidik, bahwa affair mereka sama sekali tak membantu penyembuhannya. Petinggi Birmingham Heartlands Hospital syok mendengar kabar ini dari Pasien A, yang harus berkonsultasi ke psikolog klinis.
Dalam sidang dengar pendapat beberapa hari lalu, Bayliss diputuskan bersalah dan diskors selama 12 bulan ke depan. Panel rumah sakit juga mengakui keberadaan Pasien A pada Februari 2011 untuk menerima transplantasi organ.