Seorang pria mempunyai seekor burung beo yang pandai. Suatu hari ia melatih burung beo itu berbicara.
Ketika seorang pedagang bakso lewat, sambil bersembunyi di balik pohon ia membisiki burung beonya, "Beo, ayo teriak: "Tukang bakso, Bego lu!"
Si beo dengan lancarnya menirukan ucapan itu, "Tukang bakso, Bego lu!"
Si tukang bakso bingung karena tak melihat seorang pun di situ. Lalu lewat lagi seorang tukang becak.
Kembali pemilik beo membisiki beonya "Ayo Beo, teriak, tukang becak, bego lu!"
Si Beo mengikuti perintah majikannya, beo itu berteriak lagi, "Tukang becak, bego lu!"
Lalu lewat seorang pria berbadan besar, penuh tato dan menyeramkan, nampaknya preman.
Si pemilik Beo membisiki beonya lagi, "Ayo beo, teriak, preman, bego lu!!"
Si Beo menoleh ke arah majikannya dan berkata, "Kamu aja deh, berani nggak?"
Ketika seorang pedagang bakso lewat, sambil bersembunyi di balik pohon ia membisiki burung beonya, "Beo, ayo teriak: "Tukang bakso, Bego lu!"
Si beo dengan lancarnya menirukan ucapan itu, "Tukang bakso, Bego lu!"
Si tukang bakso bingung karena tak melihat seorang pun di situ. Lalu lewat lagi seorang tukang becak.
Kembali pemilik beo membisiki beonya "Ayo Beo, teriak, tukang becak, bego lu!"
Si Beo mengikuti perintah majikannya, beo itu berteriak lagi, "Tukang becak, bego lu!"
Lalu lewat seorang pria berbadan besar, penuh tato dan menyeramkan, nampaknya preman.
Si pemilik Beo membisiki beonya lagi, "Ayo beo, teriak, preman, bego lu!!"
Si Beo menoleh ke arah majikannya dan berkata, "Kamu aja deh, berani nggak?"