Kematian pemimpin Libya Muammar Kaddafi masih menjadi pertanyaan bagi sebagina orang dan beberapa media masa baik lokal, maupun internasional. Hal ini wajar, karena adanya video yang menunjukan ketika tertangkap, Kaddafi masih dalam keadaan hidup. Namun beberapa saat kemudian Kaddafi meninggal duni dengan beberapa luka tembak di bagian tubuhnya.
Pemuda yang mengaku prajurit Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya mengatakan telah membunuh Muammar Qadhafi dalam penggerebekkan di Sirte. Pemimpin Libya ini diseret dari lubang drainase dengan tubuh penuh darah dalam keadaan hidup lalu ditembak di kepala dan dada. Qadhafi tewas pada Kamis 20 Oktober 2011.
"Kami menyeretnya. Saya pukul mukanya. Beberapa prajurit ingin membawanya hidup-hidup. Saya tak tahan, lalu menembak dua kali: di muka dan dada," kata pemuda itu dalam tayangan video seperti dilansir dailymail, Selasa 25 Oktober 2011.
Pemuda sekitar 18 tahun tersebut mengaku tentara NTC. Dia dikelilingi sejumlah orang yang diduga tentara NTC. Untuk membuktikan pengakuannya, pemuda itu memperlihatkan kemeja penuh darah dan cincin emas yang diduga milik Qadhafi.
Belum ada informasi mengenai indentitas pemuda dan kebenaran pengakuannya. Namun,video ini semakin melengkap kecurigaan bahwa Qadhafi tewas dieksekusi, bukan tewas dalam baku tembak.
Sejumlah video dan foto memperlihatkan Qadhafi diseret dan dipukuli oleh tentara. Wajah Qadhafi juga disorot close up dengan mata terbuka. Beberapa kali terdengar tembakan dan Allahu Akbar.
Sebelumnya, beredar video yang dipublikasikan Freedom Group TV. Dalam halaman facebook-nya, Freedom Group ini mengaku jurnalis warga yang ingin mengetahui kebenaran di Libya. Video ini muncul sehari setelah Perdana Menteri NTC, Mahmoud Jibril berharap bisa mengadili Qadhafi dan menyesalkan penembakan itu.
Penembakan Qadhafi di Sirte mengundang kritik berbagai pihak. Lembaga pegiat hak asasi manusia Human Rights Watch mendesak NTC menyelidiki peristiwa di Sirte dan 53 jenazah yang telah membusuk di Hotel Mahari di Sirte, kota kelahiran dan perlawanan terakhir Qadhafi.
Sejumlah dokter yang melakukan uji forensik sepanjang malam terhadap jenazah Qadhafi membenarkan bahwa pemimpin Libya selama 42 tahun tersebut tewas akibat peluru di kepala dan di perut.
Sejumlah analis memperkirakan pembunuhan Qadhafi ini tak akan disikapi tegas pemerintah Libya. Menteri Hukum NTC, Mohammed al-Alagi mengatakan lebih dari 40 ribu warga Libya hilang selama kepemimpinan Qadhafi. "Isu Qadhafi sudah lewat," kata al-Alagi.
Pemuda yang mengaku prajurit Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya mengatakan telah membunuh Muammar Qadhafi dalam penggerebekkan di Sirte. Pemimpin Libya ini diseret dari lubang drainase dengan tubuh penuh darah dalam keadaan hidup lalu ditembak di kepala dan dada. Qadhafi tewas pada Kamis 20 Oktober 2011.
"Kami menyeretnya. Saya pukul mukanya. Beberapa prajurit ingin membawanya hidup-hidup. Saya tak tahan, lalu menembak dua kali: di muka dan dada," kata pemuda itu dalam tayangan video seperti dilansir dailymail, Selasa 25 Oktober 2011.
Pemuda sekitar 18 tahun tersebut mengaku tentara NTC. Dia dikelilingi sejumlah orang yang diduga tentara NTC. Untuk membuktikan pengakuannya, pemuda itu memperlihatkan kemeja penuh darah dan cincin emas yang diduga milik Qadhafi.
Belum ada informasi mengenai indentitas pemuda dan kebenaran pengakuannya. Namun,video ini semakin melengkap kecurigaan bahwa Qadhafi tewas dieksekusi, bukan tewas dalam baku tembak.
Sejumlah video dan foto memperlihatkan Qadhafi diseret dan dipukuli oleh tentara. Wajah Qadhafi juga disorot close up dengan mata terbuka. Beberapa kali terdengar tembakan dan Allahu Akbar.
Sebelumnya, beredar video yang dipublikasikan Freedom Group TV. Dalam halaman facebook-nya, Freedom Group ini mengaku jurnalis warga yang ingin mengetahui kebenaran di Libya. Video ini muncul sehari setelah Perdana Menteri NTC, Mahmoud Jibril berharap bisa mengadili Qadhafi dan menyesalkan penembakan itu.
Penembakan Qadhafi di Sirte mengundang kritik berbagai pihak. Lembaga pegiat hak asasi manusia Human Rights Watch mendesak NTC menyelidiki peristiwa di Sirte dan 53 jenazah yang telah membusuk di Hotel Mahari di Sirte, kota kelahiran dan perlawanan terakhir Qadhafi.
Sejumlah dokter yang melakukan uji forensik sepanjang malam terhadap jenazah Qadhafi membenarkan bahwa pemimpin Libya selama 42 tahun tersebut tewas akibat peluru di kepala dan di perut.
Sejumlah analis memperkirakan pembunuhan Qadhafi ini tak akan disikapi tegas pemerintah Libya. Menteri Hukum NTC, Mohammed al-Alagi mengatakan lebih dari 40 ribu warga Libya hilang selama kepemimpinan Qadhafi. "Isu Qadhafi sudah lewat," kata al-Alagi.