Foto : Ilustrasi
KESETARAAN gender yang selama ini digaungkan banyak wanita ternyata tidak selamanya memberi nilai positif bagi kaum hawa. Salah satunya, terkait dengan masalah pendapatan di mana hingga saat ini wanita masih belum mendapat gaji yang sepadan dengan kaum pria.
Dengan kondisi tersebut lantas timbul beragam pertanyaan, bagaimana sikap perusahaan terhadap kesetaraan gender di tempat kerja memengaruhi pendapatan seseorang?
Sebuah studi menarik yang dilakukan oleh para ilmuwan Amerika telah ditulis di Journal of Applied Psychology menyebutkan, para ahli memutuskan untuk memelajari pendapatan warga negara Amerika Serikat (AS) dan dampaknya terhadap pemahaman peran gender.
Mereka tertarik untuk memelajari hal itu, dan melibatkan setengah dari 12 ribu warga negara AS dari kedua jenis kelamin yang harus diwawancarai selama 25 tahun. Di mana usia partisipan berkisar antara 14-22 tahun.
Dalam setiap survei, para relawan itu ditanya tentang pandangan mereka terhadap peran gender di tempat kerja dan di rumah. Dari hasil itu menentukan bagaimana peserta mendefinisikan tempat wanita di tengah-tengah masyarakat, apakah harus bergantung pada seseorang atau diri sendiri sementara mencapai tujuannya, atau wanita harus berkarier dengan baik, dan apakah seorang wanita hanya harus mengurus anak-anak dan tinggal di rumah.
Penelitian ini juga menemukan wanita memiliki ekspektasi relatif rendah akan jenjang karier mereka. Para ahli beranggapan kondisi tersebut dipengaruhi faktor psikologis. Wanita memang terlahir sebagai makhluk yang realistis. Sedangkan pria diciptakan dengan optimisme tinggi yang akan melambungkan ekspektasi, juga mimpi mereka. Demikian yang disitat dari Genius Beauty.
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa perbedaan pendapatan antara pasangan dalam keluarga di mana "suami lebih penting daripada istri" adalah delapan kali lebih besar daripada wanita.
Pada awal percobaan, di usia muda, para peserta memiliki sikap yang lebih santai menuju kesetaraan gender. Namun dengan pengalaman, posisi mereka berbalik lebih banyak dan lebih radikal. Misalnya, orang menikah terbukti paling tidak toleran terhadap perempuan sosial yang aktif.