Penelitian di California menemukan, bayi yang tidur bersama orangtua perokok memiliki kadar nikotin tiga kali lebih tinggi dibanding mereka yang tidur terpisah.
Bayi dengan orangtua perokok aktif dikatakan sebagai perokok tangan ketiga. Meski tak pernah terkena paparan asap rokok secara langsung, bayi tetap bisa terpapar racun rokok yang menempel pada pakaian dan kulit orangtuanya, bahkan perabot rumah.
Penelitian itu juga menunjukkan bahwa ventilasi kamar tidur tidak cukup efektif mengurangi tingkat racun terhadap perokok pasif, terutama bayi. "Merokok pasif adalah penyebab utama kematian anak di negara maju," ujar Guadalupe Ortega, penulis utama penelitian.
Dikenal dengan sebutan Brief Intervention in Babies Effectiveness (BIBE), penelitian itu terkait dampak asap tembakau pada kelompok usia yang sangat muda di ruang-ruang privat.
Penelitian tersebut melibatkan partisipasi dari 96 pusat kesehatan primer di Catalonia. Para ahli mewawancarai orang tua dari 1.123 bayi, di bawah usia 18 bulan, yang memiliki setidaknya satu orangtua perokok aktif.
Mereka menganalisis sampel rambut dari 252 bayi untuk menentukan kadar nikotinnya. Penelitian dilakukan berkelanjutan pada tiga dan enam bulan berikutnya. Hasilnya, 83 persen sampel rambut mengandung tingkat nikotin yang tinggi.