Jatuh cinta, berjuta rasanya. Begitu salah satu kutipan dalam sebuah lagu. Ketika jatuh cinta, orang seringkali mengalami euforia dan melakukan banyak hal aneh. Salah satu tanda umum ketika seseorang jatuh cinta adalah tidak bisa tidur. Apakah Anda juga pernah mengalaminya? Jika iya, apa Anda pernah berpikir mengapa seseorang menjadi sulit tidur ketika jatuh cinta?
Penelitian mengungkap bahwa ketika jatuh cinta energi seseorang naik dan menjadi sangat tinggi. Ini menyebabkan konsentrasi dan pikiran mereka menjadi aktif. Scan MRI menunjukkan bahwa dalam masa ini, aktivitas otak yang kaya akan dopamin menjadi sangat aktif. Tak hanya dopamin, otak juga meningkatkan hormon yang berkaitan dengan stres seperti kortisol dan yang berkaitan dengan pengikatan hubungan dengan pasangan.
Dalam masa ini orang jatuh cinta mengalami kondisi yang dinamakan hypomanic. Hypomania adalah keadaan ketika seseorang mengalami mood yang terus meningkat disertai aktivitas dan energi, sehingga kebutuhan tidur mereka menjadi berkurang. Itulah mengapa ketika seseorang sedang jatuh cinta, mereka seolah tak butuh tidur dan ingin menghabiskan banyak waktu mereka beraktivitas dengan pasangan.
Beberapa peneliti di University of Basel di Swiss melakukan penelitian terhadap orang yang sedang jatuh cinta dan menanyakan mengenai kebiasaan tidur mereka saat jatuh cinta. Penelitian yang kemudian dipublikasikan pada tahun 2007 menemukan bahwa orang yang sedang jatuh cinta memiliki waktu tidur yang lebih singkat, hingga satu jam. Waktu tidur bahkan lebih singkat pada orang yang selalu memikirkan pasangan mereka saat jatuh cinta, seperti dilansir oleh The Globe and Mail.
Uniknya, penelitian juga mengungkap bahwa meski waktu tidur yang dibutuhkan lebih sedikit, namun orang yang jatuh cinta cenderung memiliki kualitas tidur yang baik dan tak kalah dengan kualitas tidur orang yang tak jatuh cinta. Hasil ini didapatkan oleh penelitian lain yang dilakukan di Iran dan diterbitkan dalam International Journal of Psychiatry and Clinical Practice (tahun 2011 dan 2013).
Penelitian mengungkap bahwa ketika jatuh cinta energi seseorang naik dan menjadi sangat tinggi. Ini menyebabkan konsentrasi dan pikiran mereka menjadi aktif. Scan MRI menunjukkan bahwa dalam masa ini, aktivitas otak yang kaya akan dopamin menjadi sangat aktif. Tak hanya dopamin, otak juga meningkatkan hormon yang berkaitan dengan stres seperti kortisol dan yang berkaitan dengan pengikatan hubungan dengan pasangan.
Dalam masa ini orang jatuh cinta mengalami kondisi yang dinamakan hypomanic. Hypomania adalah keadaan ketika seseorang mengalami mood yang terus meningkat disertai aktivitas dan energi, sehingga kebutuhan tidur mereka menjadi berkurang. Itulah mengapa ketika seseorang sedang jatuh cinta, mereka seolah tak butuh tidur dan ingin menghabiskan banyak waktu mereka beraktivitas dengan pasangan.
Beberapa peneliti di University of Basel di Swiss melakukan penelitian terhadap orang yang sedang jatuh cinta dan menanyakan mengenai kebiasaan tidur mereka saat jatuh cinta. Penelitian yang kemudian dipublikasikan pada tahun 2007 menemukan bahwa orang yang sedang jatuh cinta memiliki waktu tidur yang lebih singkat, hingga satu jam. Waktu tidur bahkan lebih singkat pada orang yang selalu memikirkan pasangan mereka saat jatuh cinta, seperti dilansir oleh The Globe and Mail.
Uniknya, penelitian juga mengungkap bahwa meski waktu tidur yang dibutuhkan lebih sedikit, namun orang yang jatuh cinta cenderung memiliki kualitas tidur yang baik dan tak kalah dengan kualitas tidur orang yang tak jatuh cinta. Hasil ini didapatkan oleh penelitian lain yang dilakukan di Iran dan diterbitkan dalam International Journal of Psychiatry and Clinical Practice (tahun 2011 dan 2013).