Keberadaan warung remang-remang plus-plus dengan menyediakan wanita tuna susila (WTS) di sepanjang jalan Trans Kaltim-Kalsel terutama di Sungai Riye sampai Gunung Rambutan Kecamatan Kuaro makin merajalela. Warga mengaku keberadaan praktek prostitusi berkedok warung remang-remang makin meresahan.
Menurut Antok, salah seorang supir truk ekpedisi yang ditemui di salah satu warung di Sungai Riye mangatakan bahwa para PSK yang beroperasi adalah pendatang dari Pulau Jawa. "Untuk sekali main rata-rata Rp.100.000 bahkan ada yang 200.000," katanya.
Sedangkan, salah seorang pemilik warung mengutarakan jika ia telah setahun membuka warung di Sungai Riye dan ditemani oleh satu orang PSK. "Sewa warung dan listrik perbulan Rp900.000 dan saya buka sampai jam 11 malam" ujar RN.
Disinggung mengenai penertiban, RN mengakui bahwa dia mempunyai "orang dalam" yang akan memberitahukan jika aka nada razia oleh aparat keamanan. "Rata-rata pemilik warung di sini punya "orang dalam",kalau tidak begitu mana berani kami berjuala," ujar RN, sembari tetap merahasiakan orang dalam yang dimaksud.
Dari pantauan Gerbang Kaltim Dot Com, selain menyediakan PSK, warung –warung tersebut juga ada yang menjual miras berbagai jenis secara tersembunyi. Bahkan dari pengakuan beberapa orang PSK ada yang menjadi pemakai narkoba. Hampir semua pemilik warung yang tersebar di jalan trans Kaltim-Kalsel tersebut mengungkapkan bahwa mereka mempunyai "orang dalam". Bahkan Is, pemilik warung lainnya di Gunung Rambutan mengungkapkan kalau ia mempunyai 5 anak buah yang setiap hari siap melayani tamu dan selama ini selalu luput dari razia petugas.
Sementara itu, H.Syahrun salah seorang warga Kuaro menuturkan, keberadaan warung remang-remang tersebut sudah sangat meresahkan, karena sering terjadi keributan antarpengunjung akibat mabuk dan rebutan perempuan. "Kami sangat mengharapkan agar aparat keamanan dapat menertibkan warung-warung tersebut," harap Syahrun.