Mungkin ada sebagian dari kita yang memang tidak suka dengan badut, di mana seseorang berpakaian tidak biasa dengan riasan nyentrik, wajahnya ditutupi dan diwarnai serta diberi aksesoris yang bermacam-macam.
Awalnya pertama kali badut muncul sekitar tahun 1800, saat itu entertainer asan Inggris, Joe Grimaldi, menjadi badut untk pertama kalinya, dengan berpakaian ala bangsawan namun wajahnya di cat dengan warna putih dn merah.
Sedangkan di Prancis, badut mulai menjadi biang kejahatan. Jean Gaspard yang saat itu berpakaian badut, membunuh anak dengan stik yang dibawanya untuk menghibur di tahun 1836. Dan diperkirakan bocah tersebut dibunuh akibat meneriakinya bodoh di depan banyak orang.
Sedangkan saat ini, banyak sekali film-film yang memperlihatkan, bagaimana penjahat yang membunuh, mengenakan topeng atau pakaian alat badut. Halini tentu mempengaruhi persepsi masyarakat tentang badut itu sendiri. Yang awalnya untuk menghibur, malah disalahgunakan.
Badut yang mempunyai wajah lucu, jika dilihat terus menerus akan terlihat lebih bereda, bahkan menyeramkan. Profesor asal Inggris, Andrew Scott yang mempelajari tentang badut mengatakan, jika badut yang tadinya berwajah konyol bisa memperlihatkan kita betapa dekat dengan kematian.
Di balik wajahnya yang lucu, terkadang menyimpan sosok yang mengganggu dan tidak nyaman bagi yang melihatnya. Namun itulah risiko bagi mereka yang mempunyai profesi sebagai penghibur dan menjadi badut. Harus rela jika dicap sebagai wajah yang mengerikan.
Awalnya pertama kali badut muncul sekitar tahun 1800, saat itu entertainer asan Inggris, Joe Grimaldi, menjadi badut untk pertama kalinya, dengan berpakaian ala bangsawan namun wajahnya di cat dengan warna putih dn merah.
Sedangkan di Prancis, badut mulai menjadi biang kejahatan. Jean Gaspard yang saat itu berpakaian badut, membunuh anak dengan stik yang dibawanya untuk menghibur di tahun 1836. Dan diperkirakan bocah tersebut dibunuh akibat meneriakinya bodoh di depan banyak orang.
Sedangkan saat ini, banyak sekali film-film yang memperlihatkan, bagaimana penjahat yang membunuh, mengenakan topeng atau pakaian alat badut. Halini tentu mempengaruhi persepsi masyarakat tentang badut itu sendiri. Yang awalnya untuk menghibur, malah disalahgunakan.
Badut yang mempunyai wajah lucu, jika dilihat terus menerus akan terlihat lebih bereda, bahkan menyeramkan. Profesor asal Inggris, Andrew Scott yang mempelajari tentang badut mengatakan, jika badut yang tadinya berwajah konyol bisa memperlihatkan kita betapa dekat dengan kematian.
Di balik wajahnya yang lucu, terkadang menyimpan sosok yang mengganggu dan tidak nyaman bagi yang melihatnya. Namun itulah risiko bagi mereka yang mempunyai profesi sebagai penghibur dan menjadi badut. Harus rela jika dicap sebagai wajah yang mengerikan.